Vacuum Molding

Vacuum molding dikembangkan di Jepang sekitar tahun 1970. Proses ini menggunakan cetakan pasir yang disatukan oleh tekanan vakum, bukan oleh pengikat kimia. Istilah vakum dalam proses ini mengacu pada pembuatan cetakan, bukan proses pengecoran itu sendiri.

Karena pasir tidak menggunakan pengikat, maka pasir tersebut siap digunakan lagi. Pasir juga tidak membutuhkan rekondisi yang biasanya dilakukan ketika pengikat digunakan dalam cetakan pasir. Karena tidak ada air yang dicampur dengan pasir, cacat akibat lembab tidak terjadi pada produk. Di sisi lain kelemahan proses vacuum molding ialah relatif lambat dan tidak mudah beradaptasi dengan mekanisasi.

Tahap-tahap vacuum molding.
Gambar 1. Vacuum Molding.
(Sumber: Groover, Mikell P., 2010, Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials, Processes and Systems, 4th ed.) 

Tahap-tahap Vacuum Molding

Berikut langkah-langkah vacuum molding sesuai gambar 1:
  • Selembar plastik tipis yang dipanaskan sebelumnya, diletakkan di atas pola lalu udara dalam pola dihisap hingga vakum.
  • Flask yang dirancang khusus ditempatkan di atas pola dan diisi dengan pasir, lalu sprue dan pouring cup dibentuk.
  • Lembaran plastik tipis lain diletakkan di atas flask, dan udara dalam pasir dihisap hingga vakum. Hal ini membuat butir pasir bersatu dan membentuk cetakan yang kaku.
  • Bebaskan pola cetakan dari kondisi vakum supaya pola dapat dilepas dari cetakan.
  • Cetakan dirakit untuk membentuk cope dan drag, dengan vakum yang dipertahankan pada kedua bagian sampai penuangan selesai. Lembaran plastik terbakar saat menyentuh logam cair. Setelah padat, hampir semua pasir dapat dipulihkan untuk digunakan kembali.

Postingan populer dari blog ini

Fungsi Flux pada Elektroda SMAW

Cara Menyalakan dan Mematikan Api Las Oxyacetylene