Uji Kekerasan Brinell Menurut Standar ASTM E10

Uji kekerasan Brinell menggunakan indenter bola dengan bahan baja atau tungsten carbide. Indenter tersebut berdiameter 10 mm (0,394 in). Mirip dengan uji Rockwell, pada uji Brinell indenter bola menekan permukaan benda uji sehingga terbentuk lekukan (indentasi).

Uji Brinell menggunakan beban standar antara 500 sampai 3000 kg. Besar kenaikan beban tersebut adalah 500 kg. Selama pengujian, beban dijaga agar selalu konstan untuk beberapa saat (antara 10 sampai 30 detik). Semakin keras bahan yang diuji, maka akan semakin besar pula beban yang diterapkan.

Gambar 1. Pengujian Kekerasan Brinell

Lekukan yang dihasilkan pada pengujian, lalu diukur diameternya dengan mikroskop khusus. Hasil pengukuran selanjutnya dikonversi ke nilai kekerasan Brinell (HB) dengan persamaan sesuai gambar 1.

Penyebab Uji Brinell Tidak Akurat

Uji Brinell menjadi tidak akurat apabila pengukuran diameter lekukan dengan mikroskop kurang terampil. Persiapan permukaan benda uji juga harus diperhatikan. Permukaan tersebut sebaiknya dihaluskan dengan proses permesinan dan pemolesan.

Gambar 2. Indentasi (Lekukan) Hasil Pengujian

Jarak antara dua titik pusat lekukan minimal tiga kali diameter lekukan. Jarak antara ujung benda uji dengan lekukan minimal juga tiga kali diameter lekukan. Selain itu benda uji juga tidak boleh terlalu tipis. Ketebalan bahan uji minimal yaitu sepuluh kali kedalaman lekukan.

Kelebihan Uji Brinell

Beberapa keunggulan uji kekerasan Brinell antara lain:
  • Dapat diterapkan pada bahan uji yang memiliki struktur butir yang kasar.
  • Dapat diterapkan pada bahan yang berstruktur butir tidak homogen.
  • Bahan-bahan hasil tuang dan tempa dapat diuji dengan metode Brinell.

Postingan populer dari blog ini

Fungsi Flux pada Elektroda SMAW

Cara Menyalakan dan Mematikan Api Las Oxyacetylene