Intan Sintetis

Intan dikenal sebagai material yang paling keras. Tingkat kekerasan intan antara 3-4 kali kekerasan tungsten carbide atau aluminum oxide. Sekitar tahun 1970an, dikembangkan alat potong intan sintetis yang terbuat dari intan polycrystalline. Proses pembuatan intan sintetis yakni dengan menyinter butir kristal intan halus menjadi bentuk yang diinginkan pada suhu dan tekanan yang tinggi. Proses pembuatan tersebut bisa menggunakan sedikit bahan pengikat maupun tidak.

Gambar 1. Membubut dengan Intan

Pada alat potong sisipan berukuran cukup besar, intan sintetis biasanya hanya digunakan sebagai pelapis saja. Intan sintetis dilapiskan pada permukaan cemented carbide dengan ketebalan lapisan sekitar 0,5-1 mm. Sedangkan pada alat potong sisipan berukuran sangat kecil, intan sintetis digunakan langsung sebagai bahan alat potong tersebut. Selain ukuran, bentuk alat potong intan juga sangat penting. Hal-hal tersebut menjadi perhatian karena intan bersifat getas.

Intan sintetis lebih banyak dipergunakan daripada intan alami. Hal itu karena intan alami memiliki beberapa kekurangan. Selain itu, kinerja intan alami juga sulit diprediksi.

Aplikasi alat potong intan antara lain: untuk menyayat logam non ferro pada kecepatan tinggi; untuk memoles; untuk menggosok non logam seperti fiberglass, graphite, dan kayu; serta sebagai pelapis. Alat potong intan tidak dipergunakan untuk mengerjakan baja, logam ferro, titanium, cobalt paduan, dan nickel paduan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam-macam Teknik Pembubutan (Turning)

Garis pada Gambar Mesin