Pemilihan Pemakanan dan Kedalaman Pemakanan

Kondisi penyayatan dalam proses permesinan terdiri dari kecepatan, pemakanan, kedalaman pemakanan, dan cairan penyayatan. Alat potong menjadi pertimbangan dalam memilih cairan penyayatan. Kedalaman pemakanan sering ditentukan sebelumnya oleh geometri dan benda kerja yang dikerjakan.

Banyak pekerjaan memerlukan serangkaian proses roughing dan dilanjutkan dengan proses finishing. Dalam proses roughing, kedalaman dibuat sebesar mungkin sesuai keterbatasan daya yang tersedia, peralatan, mesin, dan kekuatan alat potong. Dalam pengerjaan akhir (finishing), kedalaman diatur untuk mencapai dimensi akhir produk yang dibuat.

Berikut faktor-faktor pemilihan parameter proses permesinan:
  • Alat potong. Jenis alat potong apa yang akan digunakan? Bahan alat potong yang lebih keras cenderung lebih mudah patah daripada alat potong berbahan high-speed steel (HSS). Alat potong yang keras biasanya menggunakan pemakanan yang lebih rendah, sedangkan HSS menggunakan pemakanan yang lebih tinggi karena ketangguhannya yang lebih besar.
  • Roughing atau finishing. Proses roughing menggunakan pemakanan yang tinggi (0,5 - 1,25 mm/rev). Proses finishing menggunakan pemakanan yang rendah (0,125 hingga 0,4 mm/rev).
  • Kendala pada pemakanan saat roughing. Untuk memaksimalkan tingkat penyayatan logam, pemakanan harus diatur setinggi mungkin. Batas atas pemakanan ditentukan oleh gaya potong, kekakuan pengaturan, dan daya mesin.
  • Persyaratan permukaan akhir dalam finishing. Pemakanan merupakan faktor penting dalam penyelesaian permukaan.

Referensi

M. P. Groover, 2010, Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials, Processes, and Systems, edisi 4.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fungsi Flux pada Elektroda SMAW

Cara Menyalakan dan Mematikan Api Las Oxyacetylene