Beton

Beton adalah komposit partikel besar yang umum di mana matriks dan fase terdispersinya adalah bahan keramik. Dalam arti luas, beton menyiratkan bahan komposit yang terdiri dari agregat partikel yang diikat bersama dalam benda padat oleh beberapa jenis media pengikat, yaitu semen. Dua beton yang paling dikenal adalah beton yang dibuat dengan semen portland dan aspal, di mana agregatnya adalah kerikil dan pasir. Beton aspal banyak digunakan terutama sebagai bahan paving, sedangkan beton semen portland digunakan secara luas sebagai bahan bangunan struktural.

Beton Semen Portland

Bahan pembuatan beton ini adalah semen portland, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), dan air. Partikel agregat bertindak sebagai bahan pengisi untuk mengurangi biaya karena murah, sedangkan semen relatif mahal. Untuk mencapai kekuatan dan kemampuan kerja yang optimal dari campuran beton, bahan-bahan harus ditambahkan dalam proporsi yang benar. Agregat yang rapat dan kontak antar muka yang baik dapat dicapai dengan memiliki partikel dengan dua ukuran berbeda; partikel halus pasir harus mengisi ruang kosong di antara partikel kerikil. Biasanya agregat ini sebanyak 60 - 80 % dari total volume. Jumlah pasta semen-air harus cukup untuk melapisi semua partikel pasir dan kerikil; jika tidak, ikatan semen tidak akan baik.

Karakter partikel agregat merupakan pertimbangan penting. Secara khusus, distribusi ukuran agregat memengaruhi jumlah pasta semen-air yang dibutuhkan. Permukaan partikel harus bersih dan bebas dari tanah liat dan lumpur.

Beton semen portland adalah bahan utama konstruksi, terutama karena dapat dituang di tempat dan mengeras pada suhu ruang, bahkan ketika terendam air. Sebagai bahan struktural beton semen portland memiliki beberapa keterbatasan. Beton semen portland relatif lemah dan sangat rapuh. Kekuatan tariknya kira-kira seperlima hingga sepersepuluh kekuatan tekannya. Selain itu, air bisa menembus ke dalam pori-pori, yang dapat menyebabkan keretakan.

Beton Bertulang

Kekuatan beton semen portland dapat ditingkatkan dengan penambahan tulangan. Hal ini biasanya dilakukan dengan menggunakan batang baja atau kawat yang ditanamkan ke dalam beton. Dengan demikian, tulangan membuat struktur mampu menopang tegangan tarik, tekan, dan geser yang lebih besar.

Baja cocok sebagai bahan tulangan karena koefisien muai panasnya hampir sama dengan beton. Selain itu, baja tidak cepat korosi di lingkungan semen.

Referensi

W. D. Callister dan D. G. Rethwisch, 2010, Materials Science and Engineering: an Introduction, edisi 8.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fungsi Flux pada Elektroda SMAW

Cara Menyalakan dan Mematikan Api Las Oxyacetylene